Menata lingkungan fisik kelas yang kondusif
Lingkungan
fisik kelas yang baik adalah ruangan kelas yang menarik, efektif dan
mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Jadi yang dikatakan
dengan menata lingkungan fisik kelas yang kondusif adalah
mengatur/menyetting ruangan kelas sehingga dapat memotivasi siswa untuk
melaksanakan pembelajaran dengan kondisi yang aman, nyaman dan tentram
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Jika kelas yang tidak ditata
dengan baik maka akan dapat menghalangi baik itu siswa maupun guru
dalam dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan utama penataan
lingkungan fisik kelas adalah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah
munculnya tingkah laku siswa yang tidak diharapkan melalui penataan
tempat duduk, perabot, dan barang-barang lainnya yang ada di dalam
kelas, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi aktif antara siswa dan
guru serta antar siswa, dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu
penataan kelas harus memungkinkan guru dapat memantau semua tingkah laku
siswa sehingga dapat dicegah munculnya masalah disiplin. Melalui
penataan kelas, diharapkan siswa dapat memusatkan perhatiannya dalam proses pembelajaran dan akan bekerja secara efektif.
Pembelajaran
yang efektif dapat bermula dari kondisi kelas yang dapat mendukung,
menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu
diperhatikan pengaturan atau penataan ruang kelas dan isinya, selama
proses pembelajaran. Dalam menata lingkungan fisik kelas, guru harus
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
Visibility
artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak
mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat
memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula
guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.
2. Accesibility (mudah dicapai)
Penataan
ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil
barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu
jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga
siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang
sedang bekerja
3. Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang
di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu
dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja
kelompok.
4. Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
5. Keindahan
Prinsip
keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang
menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang
indah dan menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap dan tingkah
laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Penyusunan
dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk
berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu
dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang
belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk.
(udhiezx.wordpress: 3) yaitu:
1. Ukuran dan bentuk kelas
Keuntungan dan kerugian kelas, dilihat dari banyak sedikitnya siswa yaitu:
a. Kelas yang besar
Keuntungannya adalah mudah tercipta kelas yang hidup, siswa belajar dari banyak ragam kawan sehingga mendapatkan banyak pengalaman
Kerugiannya adalah pengelolaannya sukar, banyak ragam kawan, menimbulkan kesulitan jika tidak ada kecocokan
b. Kelas yang kecil
Keuntungannya adalah Mudah pengelolaannya, Sedikit terdapat ketidakcocokan
Kerugiannya adalah Sukar diciptakan kelas yang hidup, Siswa tidak mendapat kesempatan untuk belajar dari banyak ragam kawan
2. Bentuk serta ukuran bangku dan meja
Apabila
tempat duduk bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, tidak
berat, bundar, dan sesuai dengan postur tubuh anak didik maka anak didik
dapat belajar dengan baik dan tenang. Sudirman mengemukakan beberapa
contoh formasi tempat duduk:
a. Posisi berhadapan
b. Posisi setengah lingkaran
c. Posisi berbaris kebelakang
Bentuk
serta ukuran dan meja dalam kelas ini juga patut diperhatukan oleh
guru/pihak sekolah, karena bentuk serta ukuran dan meja itu harus
disesuaikan dengan siswanya, ini untuk kenyamanan siswa dalam belajar.
Jika ini tidak diperhatikan akan berdampak negative kepada siswa,
contohnya ukuran meja yang terlalu tinggi, shingga siswa sulit untuk
menulis yang nantinya berakibat pada tulang siswa.
3. Jumlah siswa dalam kelas
Pelaksanaan
belajar mengajar dapat efektif, sebuah kelas terdiri dari antara 30
sampai 40 orang siswa. Dengan jumlah yang sesuai dengan kapasitas maka
dapat menimbulkan suasana kelas yang diinginkan. Karna jika siswa
terlalu banyak (lebih dari 40 orang dalam satu kelas) ini berakibat
siswa akat kesulitan dalam berinteraksi dengan teman dan guru yang
mengajar. Jadi tidak baik bagi siswa dan guru yang mengajar.
4. Jumlah siswa dalam setiap kelompok
Dalam
pemecahan masalah siswa dalam setiap kelompok sebaiknya hanya berjumlah
5 sampai 7 orang siswa, karena dalam formalitas dalam kepemimpinan
cepat muncul, ketegangan berkurang, perubahan sikap makin kurang nampak,
dan solidaritas kelompok bertambah.
5. Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita).
Dalam
pengelompokan siswa untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan guru,
guru harus bisa membagi kelompok-kelompok kecil dalam kelas secara
heterogen. Agar terjadi keseimbangan pada setiap kelompok karena dalam
satu kelompok terdapat siswa yang pintar, biasa, dan kurang pintar.
Mempersiapkan suasana kelas yang kondusif
Menurut
James Block memisahkan antara dua kegiatan yakni sebelum guru masuk ke
kelas (persiapan) dan pada waktu guru masuk kelas (pelaksanaan).
1. Sebelum guru masuk kelas
Tahap
ini juga disebut tahap persiapan, dan disebut dengan kegiatan
menciptakan pra-kondisi. Pekerjaan ini dilakukan di luar kelas, sebelim
guru mengajar.
Caranya:
a. Merumuskan apa yang penting yang harus dimilki oleh siswa.
b. Merancang bantuan-bantuan yang cocok yang dapat diberikan kepada siswa.
c. Merancang waktu yang sesuai dengan topik.
2. Pada waktu guru di kelas
Caranya:
a. Memperhatikan keragaman siswa sehingga guru memperlakukan mereka dengan cara dan waktu yang berbeda.
b. Mengadakan pengukuran terhadap berbagai pencapaian siswa sebagai hasil belajarnya.
0 komentar:
Posting Komentar